Rabu, 26 Mei 2010

UJIAN AKHIR SEMESTER ( UAS )

Semoga waktu UAS nanti penyakit saya tidak kumat lagi...
amiiinnnn ya Allah...

7 komentar:

psipddk3sks mengatakan...

(UAS) 1. Ayik,teori psikologi pendidikan apakah yang dapat membantu kamu menjelaskan pada saya bahwa kamu berharap saat UAS penyakitmu tidak kumat lagi.

09033agp.blogspot.com mengatakan...

Menurut saya teori psikologi pendidikan yang cocok untuk menjelaskan hal tersebut adalah teori mengenai motivasi bu. Saya memilih menggunakan teori ini selain karena menurut saya teori ini yang paling pas dengan keadaan saya, tetapi juga karena saya sangat menyenangi semua hal yang berbau motivasi, termasuk teorinya. Karena menurut saya apabila kita memiliki motivasi, maka hal yang tidak mungkin pun dapat kita wujudkan.

Motivasi adalah proses memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Sebagai contoh saya memiliki motivasi agar penyakit saya tidak kumat lagi, terutama saat ujian akhir semester ini berlangsung. Nah, motivasi inilah yang memberi semangat, arah, dorongan, dan kegigihan saya untuk melakukan hal – hal yang dapat tetap menjaga kesehatan saya dan tidak melakukan hal – hal yang dapat membuat penyakit saya kambuh. Perilaku yang saya lakukan dan saya hindari tersebut, merupakan perilaku yang penuh energi, dalam artian merupakan perilaku yang saya lakukan atau hindari secara sadar dan semaksimal mungkin. Juga termasuk perilaku yang terarah karena memiliki tujuan dan konsekuensi yang jelas pada diri saya. Dan perilaku tersebut bertahan lama, dalam hal ini perilaku bertahan selama ujian berlangsung, tetapi saya akan tetap melakukan hal yang sama di hari – hari berikutnya tetapi mungkin dengan motivasi yang berbeda dari yang sekarang.

Ada beberapa perspektif psikologis yang menjelaskan motivasi. Yang paling mendekati untuk keadaan saya adalah perspektif kognitif. Menurut perspektif kognitif, pikiran akan memandu memotivasi kita. Kita akan fokus pada motivasi internal kita untuk mencapai sesuatu, atribusi kita ( persepsi tentang sebab – sebab kesuksesan dan kegagalan, terutama persepsi bahwa usaha adalah faktor penting dalam meraih sesuatu ), dan keyakinan bahwa kita dapat mengontrol lingkungan kita secara efektif. Perspektif kognitif juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan.

Penerapan perspektif kognitif ini dalam diri saya yaitu dengan memfokuskan pikiran terhadap tujuan maka hal itu akan memandu motivasi saya, terutama motivasi internal. Saya juga dapat mengontrol lingkungan secara efektif, misalnya dengan cara saat mendekati ujian saya mengurangi keterlibatan saya dalam organisasi kampus. Dalam hal perencanaan, diwujudkan dengan sebelum ujian saya sudah menyusun jadwal diskusi, berencana untuk meningkatkan konsumsi suplemen selama ujian, ataupun mengatur jadwal belajar dan jadwal tidur. Dan saya juga monitoring tiap kemajuan yang saya dapatkan kemudian mempertahankannya, misalnya dengan mengkonsumsi bear brand dua kali sehari saya merasa fisik saya lebih kuat, hal ini merupakan kemajuan yang saya tetap lakukan selama ujian.

09033agp.blogspot.com mengatakan...

LANJUTAN :
Ada dua jenis motivasi untuk meraih sesuatu, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain ( cara untuk mendapatkan tujuan ). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal. Dalam hal ini, insentif eksternal saya adalah agar penyakit saya tidak kumat lagi sehingga dapat mengikuti ujian dengan maksimal. Sedangkan motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri. Motivasi intrinsik ini berkembang terutama ketika kita diberi pilihan sehingga kita lah yang bertanggung jawab akan pilihan kita tersebut. Saya memilih untuk menjaga kesehatan saya terutama saat ujian karena saya memilih untuk mengikuti ujian dengan baik. Saya tidak di paksa untuk melakukan hal itu, tapi keinginan tersebut lahir dari diri saya sendiri dan saya bertanggung jawab dengan pilihan saya itu, yaitu diwujudkan dengan perbuatan – perbuatan yang saya lakukan untuk menjaga kesehatan saya.

Selain teori motivasi, ada juga sistem pembelajaran yang saya lakukan dalam kasus ini, yaitu pembelajaran regulasi diri. Pembelajaran regulasi diri adalah memunculkan dan memonitori sendiri pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai suatu tujuan. Pembelajaran ini juga bertujuan untuk menjaga motivasi, menyesuaikan atau memperbaiki strategi, mengevaluasi halangan yang mungkin muncul dan melakukan adaptasi yang diperlukan. Salah satu strategi belajar yang saya perbaiki yaitu dengan berdiskusi sebelum ujian, dan di hari sebelum ujian saya tinggal mengulang apa yang sudah di diskusikan, sehingga saya tidak harus belajar ngebut lagi. Jika saya ujian dalam keadaan sehat biasanya saya hanya tidur 5 – 6 jam per hari, sementara sekarang saya harus tidur 8 jam per hari, hal itu salah satu adaptasi yang saya lakukan terhadap kondisi fisik yang sekarang ini.

Ada sebuah kalimat yang dituliskan seorang murid setelah ia menonton kisah Terry Fox yang digambarkan dalam film The Power of Purpose, yaitu “ Saya mempelajari jika sesuatu buruk terjadi pada Anda, Anda harus terus maju, terus mencoba. Bahkan jika tubuh Anda sakit, semangat Anda tidak boleh lenyap. ” jadi, walaupun sekarang fisik saya belum sembuh total, tapi saya merasa motivasi saya sekarang benar – benar total. Semoga dengan motivasi yang saya miliki,saya dapat meraih setiap tujuan saya.

Terimakasih bu..


Catatan : bu, saya posting dalam dua bagian, karena sudah beberapa kali saya coba tetapi tidak bisa sekaligus di posting dan ketika saya coba bagi dua baru berhasil..

09033agp.blogspot.com mengatakan...

Menurut saya permasalahan tersebut dapat dijelaskan dengan teori psikologi pendidikan mengenai perencanaan instruksional. Perencanaan instruksional adalah pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk merencanakan pelajaran. Hal ini jelas sudah Ibu lakukan, dimana Ibu telah menjelaskan kepada kami bagaimana kontrak kuliah di awal pertemuan dan bagaimana tugas – tugas yang akan Ibu berikan kepada kami selama satu semester, termasuk dalam hal mendeliveri nilai, itu membuktikan kalau Ibu telah merencanakan semua itu dengan baik.
Dengan adanya perencanaan yang baik, maka ketika guru berhalangan hadir proses belajar mengajar pun tetap dapat dilaksanakan. Seperti ketika Ibu berhalangan hadir, kita tetap dapat melakukan kuliah dalam bentuk online dengan topik yang jelas. Hal itu dikarenakan Ibu telah memiliki rencana yang rapi, jadi ketika ada halangan, rencana tetap dapat dilaksanakan tetapi dengan metode berbeda. Seandainya tidak ada rencana yang jelas, pasti tujuan yang seharusnya dapat dicapai ketika pertemuan itu tidak akan terwujud, dan waktunya akan terbuang sia – sia.
Dalam perencanaan tidak hanya berorientasi pada tugas saja tetapi juga pada waktu. Menyusun rencana waktu yang sistematis membutuhkan pengetahuan tentang apa – apa yang perlu dilakukan dan kapan melakukannya, sebagai contoh :
Apa yang perlu dilakukan :
- menentukan tujuan instruksional ( apa yang harus dicapai )
- merencanakan kegiatan ( apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan )
- menentukan prioritas ( tugas mana yang lebih penting )
Waktu pelaksanaannya :
- membuat estimasi waktu ( berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap kegiatan / tugas )
- membuat jadwal ( kapan kegiatan akan dilakukan )
- fleksibel ( bagaimana guru menangani situasi yang tak terduga )
Robert Yinger mengidentifikasi lima rentang waktu perencanaan guru, yaitu perencanaan tahunan, perencanaan term, perencanaan unit, perencanaan mingguan, dan perencanaan harian. Menurut pengamatan saya Ibu melakukan perencanaan semesteran, yang di dalamnya mencakup perencanaan unit dan perencanaan mingguan. Yinger juga merekomendasikan agar guru memperhatikan empat area penting ketika merencanakan, yaitu tujuan, sumber informasi, bentuk rencana, dan kriteria efektivitas perencanaan.
Dalam menyusun perencanaan sebaiknya bersikap fleksibel dengan menyesuaikan rencana dengan perubahan lingkungan dan situasi. Sehingga rencana harus di pantau dan di ubah seiring dengan waktu dan situasi yang terus berubah. Hal ini lah yang saya rasa Ibu lakukan, karena banyak perubahan situasi atau hal – hal yang tidak di duga lainnya, sehingga Ibu menunda untuk mendeliveri nilai. Selain itu dalam perencanaan juga harus dilakukan prioritas dalam menentukan tugas mana yang lebih penting untuk dilakukan, mungkin saja ada hal yang lebih penting / mendesak yang harus Ibu lakukan jika dibandingkan dengan tugas mendeliveri nilai, sehingga dilakukan penundaan dalam tugas tersebut.


terimakasih bu..

09033agp.blogspot.com mengatakan...

Menurut saya permasalahan tersebut dapat dijelaskan dengan teori psikologi pendidikan mengenai perencanaan instruksional. Perencanaan instruksional adalah pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk merencanakan pelajaran. Hal ini jelas sudah Ibu lakukan, dimana Ibu telah menjelaskan kepada kami bagaimana kontrak kuliah di awal pertemuan dan bagaimana tugas – tugas yang akan Ibu berikan kepada kami selama satu semester, termasuk dalam hal mendeliveri nilai, itu membuktikan kalau Ibu telah merencanakan semua itu dengan baik.
Dengan adanya perencanaan yang baik, maka ketika guru berhalangan hadir proses belajar mengajar pun tetap dapat dilaksanakan. Seperti ketika Ibu berhalangan hadir, kita tetap dapat melakukan kuliah dalam bentuk online dengan topik yang jelas. Hal itu dikarenakan Ibu telah memiliki rencana yang rapi, jadi ketika ada halangan, rencana tetap dapat dilaksanakan tetapi dengan metode berbeda. Seandainya tidak ada rencana yang jelas, pasti tujuan yang seharusnya dapat dicapai ketika pertemuan itu tidak akan terwujud, dan waktunya akan terbuang sia – sia.
Dalam perencanaan tidak hanya berorientasi pada tugas saja tetapi juga pada waktu. Menyusun rencana waktu yang sistematis membutuhkan pengetahuan tentang apa – apa yang perlu dilakukan dan kapan melakukannya, sebagai contoh :
Apa yang perlu dilakukan :
- menentukan tujuan instruksional ( apa yang harus dicapai )
- merencanakan kegiatan ( apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan )
- menentukan prioritas ( tugas mana yang lebih penting )
Waktu pelaksanaannya :
- membuat estimasi waktu ( berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap kegiatan / tugas )
- membuat jadwal ( kapan kegiatan akan dilakukan )
- fleksibel ( bagaimana guru menangani situasi yang tak terduga )
Robert Yinger mengidentifikasi lima rentang waktu perencanaan guru, yaitu perencanaan tahunan, perencanaan term, perencanaan unit, perencanaan mingguan, dan perencanaan harian. Menurut pengamatan saya Ibu melakukan perencanaan semesteran, yang di dalamnya mencakup perencanaan unit dan perencanaan mingguan. Yinger juga merekomendasikan agar guru memperhatikan empat area penting ketika merencanakan, yaitu tujuan, sumber informasi, bentuk rencana, dan kriteria efektivitas perencanaan.
Dalam menyusun perencanaan sebaiknya bersikap fleksibel dengan menyesuaikan rencana dengan perubahan lingkungan dan situasi. Sehingga rencana harus di pantau dan di ubah seiring dengan waktu dan situasi yang terus berubah. Hal ini lah yang saya rasa Ibu lakukan, karena banyak perubahan situasi atau hal – hal yang tidak di duga lainnya, sehingga Ibu menunda untuk mendeliveri nilai. Selain itu dalam perencanaan juga harus dilakukan prioritas dalam menentukan tugas mana yang lebih penting untuk dilakukan, mungkin saja ada hal yang lebih penting / mendesak yang harus Ibu lakukan jika dibandingkan dengan tugas mendeliveri nilai, sehingga dilakukan penundaan dalam tugas tersebut.


terimakasih bu..

09033agp.blogspot.com mengatakan...

Menurut saya permasalahan tersebut dapat dijelaskan dengan teori psikologi pendidikan mengenai perencanaan instruksional. Perencanaan instruksional adalah pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk merencanakan pelajaran. Hal ini jelas sudah Ibu lakukan, dimana Ibu telah menjelaskan kepada kami bagaimana kontrak kuliah di awal pertemuan dan bagaimana tugas – tugas yang akan Ibu berikan kepada kami selama satu semester, termasuk dalam hal mendeliveri nilai, itu membuktikan kalau Ibu telah merencanakan semua itu dengan baik.
Dengan adanya perencanaan yang baik, maka ketika guru berhalangan hadir proses belajar mengajar pun tetap dapat dilaksanakan. Seperti ketika Ibu berhalangan hadir, kita tetap dapat melakukan kuliah dalam bentuk online dengan topik yang jelas. Hal itu dikarenakan Ibu telah memiliki rencana yang rapi, jadi ketika ada halangan, rencana tetap dapat dilaksanakan tetapi dengan metode berbeda. Seandainya tidak ada rencana yang jelas, pasti tujuan yang seharusnya dapat dicapai ketika pertemuan itu tidak akan terwujud, dan waktunya akan terbuang sia – sia.
Dalam perencanaan tidak hanya berorientasi pada tugas saja tetapi juga pada waktu. Menyusun rencana waktu yang sistematis membutuhkan pengetahuan tentang apa – apa yang perlu dilakukan dan kapan melakukannya, sebagai contoh :
Apa yang perlu dilakukan :
- menentukan tujuan instruksional ( apa yang harus dicapai )
- merencanakan kegiatan ( apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan )
- menentukan prioritas ( tugas mana yang lebih penting )
Waktu pelaksanaannya :
- membuat estimasi waktu ( berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap kegiatan / tugas )
- membuat jadwal ( kapan kegiatan akan dilakukan )
- fleksibel ( bagaimana guru menangani situasi yang tak terduga )
Robert Yinger mengidentifikasi lima rentang waktu perencanaan guru, yaitu perencanaan tahunan, perencanaan term, perencanaan unit, perencanaan mingguan, dan perencanaan harian. Menurut pengamatan saya Ibu melakukan perencanaan semesteran, yang di dalamnya mencakup perencanaan unit dan perencanaan mingguan. Yinger juga merekomendasikan agar guru memperhatikan empat area penting ketika merencanakan, yaitu tujuan, sumber informasi, bentuk rencana, dan kriteria efektivitas perencanaan.
Dalam menyusun perencanaan sebaiknya bersikap fleksibel dengan menyesuaikan rencana dengan perubahan lingkungan dan situasi. Sehingga rencana harus di pantau dan di ubah seiring dengan waktu dan situasi yang terus berubah. Hal ini lah yang saya rasa Ibu lakukan, karena banyak perubahan situasi atau hal – hal yang tidak di duga lainnya, sehingga Ibu menunda untuk mendeliveri nilai. Selain itu dalam perencanaan juga harus dilakukan prioritas dalam menentukan tugas mana yang lebih penting untuk dilakukan, mungkin saja ada hal yang lebih penting / mendesak yang harus Ibu lakukan jika dibandingkan dengan tugas mendeliveri nilai, sehingga dilakukan penundaan dalam tugas tersebut.


terimakasih bu..

psipddk3sks mengatakan...

....Ayik, uraian yang menarik. Seandainya di posting tidak melewati batas waktu yang ditetapkan,nilainya tentu bisa lebih baik.

Skor UASnya 80 ya.

Posting Komentar